Untuk efisiensi dan murahnya, tidak ada yang mengalahkan produk massal. Dengan memproduksi barang yang sama berulang-ulang, produsen dapat menekan biaya produksi. Tetapi pemasaran yang didasarkan pada konsep produk massal bisa gagal. Konsumen umumnya menginginkan produk istimewa yang “dibuat khas” untuknya. Mereka menginginkan produk yang “pas” untuknya. Sekarang ini jaman aneka-ragam, dan masing-masing ingin mendapatkan sesuatu yang istimewa.
Produsen yang menganggap produknya sebagai barang dagangan massal akan makin sulit bersaing, lebih-lebih di pasar yang terus menerus berubah. Barang dagangan massal hanya dapat menarik konsumen kalau harganya rendah. Dalam hal demikian, kompetisi kemudian berkisar pada soal harga yang terendah harganya yang menang.
Dalam keadaan demikian, agaknya tidak ada yang menang.
Bagaimana cara melepaskan diri dari mentalitas semacam itu? Jangan menganggap produk itu sebagai barang dagangan semata-mata. Sekalipun barang itu diproduksi secara massal, berilah keistimewaan dengan memberikan pelayanan lebih, atau membuat sasaran yang terpilih. Berikan suasana keanekaragaman pada produk itu.
Bagaimana cara melepaskan diri dari mentalitas semacam itu? Jangan menganggap produk itu sebagai barang dagangan semata-mata. Sekalipun barang itu diproduksi secara massal, berilah keistimewaan dengan memberikan pelayanan lebih, atau membuat sasaran yang terpilih. Berikan suasana keanekaragaman pada produk itu.
Banyak studi menunjukkan, perusahaan-perusahaan kecil lebih inovatif dan produktif daripada perusahaan besar. Sayangnya, jika yang kecil itu menjadi besar, umumnya lalu menghadapi problem yang biasa dihadapi perusahaan besar: Menjadi kurang kreatif dan kurang dinamis. Mereka menderita “mentalitas pembengkakan.”
Salah satu unsur negatif pada mentalitas pembengkakan adalah rasa ketakutannya untuk mengambil risiko. Perusahaan-perusahaan kecil tidak bisa selalu main “safe”. Mereka tidak bisa menyaingi perusahaan-perusahaan besar atas dasar itu. Mereka harus punya ide-ide baru, bereksperimen dengan pendekatan-pendekatan ba¬ru, dan mencoba hal-hal baru. Mereka harus menjalankan inovasi supaya tetap bisa hidup. HR presentation.
Semakin besar sebuah perusahaan, semakin enggan dia mengambil risiko. Seandainya per¬usahaan itu go public, penurunan kecil harga sahamnya dapat menjatuhkannya, dan membuatnya sulit mencari tambahan dana.
Birokrasi juga mengurangi pengambilan risiko dan inovasi. Setelah perusahaan kecil membengkak, strukturnya kemudian menyerupai perusahaan besar. Keputusan diambil bukan oleh perorangan tetapi oleh komite. Keputusan yang diambil umumnya bersifat kompromi, bukan langkah yang berani. Mereka lebih hati-hati agar tidak berbuat salah, dan kecemasan ini lebih menjauhkan mereka dari ide-ide yang inovatif.
Bagaimana sikap demikian itu bisa dihindari? Salah satu cara adalah dengan membentuk kelompok-kelompok kecil untuk menangani proyek per proyek dalam wadah perusahaan besar. IBM mengambil langkah ini dalam penanganannya atas PC. IBM membentuk grup yang independen di Boca Ration, Florida, dan mem¬berikan kepada grup tersebut kebebasan yang luar biasa. Sekalipun IBM perusahaan besar, te¬tapi dia masih berpikir seperti cara perusahaan kecil berpikir. Semua aturan ditabrak dan dia berani mengambil risiko. Ternyata hasilnya positif.
Salah satu cara lain adalah menghindari pengkotak-kotakan dalam organisasi. Banyak perusahaan besar membagi dirinya dalam divisi-divisi, masing-masing dengan fungsi yang berlainan. Akhirnya terjadi kesulitan untuk menggalang keterpaduan antar divisi.
0 komentar:
Posting Komentar